Friday, 17 May 2013

Taman Baca Masyarakat


Hidup Dan Matinya TBM
Oleh: Fenty Yunitha

            TBM atau Taman Baca Masyarakat adalah terobosan baru yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengentaskan masyarakat dari tuna aksara. Bayak di wilayah Indonesia yang sebagain masyarakatnya belum mengenal pendidikan bahkan mereka belum bisa membaca. Biasanya mereka ini dari kalangan tidak mampu yang pekerjaanya tidak menentu dan untuk makan saja mereka kesusahan. Usaha pemerintah ini banyak mendapatkan respon positif dari dunia pedidikan dan perpustakaan. TBM ini sasarannya jelas karena langsung berdiri dan berkembang di lingkungan masyarakat, sehingga TBM bisa mengetahui latar belakang sosial dari masyarakat sekitar, sehingga memudahkan TBM untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari seluruh masyarakat disekitarnya. Meskipun, di zaman secanggih ini, masyarakat lebih suka dengan sesuatu yang instan dengan menggunakan internet mereka bisa megetahui informasi dengan cepat. Disini TBM mejadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang kurang mampu dan tidak paham dengan teknologiuntuk mendapatkan informasi dengan mudah dan gratis. Pemerintah menyerahkan kepengurusan TBM sepenuhnya kepada masyarakat untuk meleyani masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa TBM adalah dari masyarakat dan untuk masyrakat pula. Walaupun, tidak jarang masyarakatnya sering sibuk sendiri dan tidak lagi memperhatikan TBM, bahkan ada beberapa TBM yang sudah tidak berjalan sesuai dengan tujuan dan fungsi semula alias mati.
            Menurut Departemen Pendidikan Nasional Pedoman Pengelolaan Taman Baca Masyarakat (TBM) tahun 2003, TBM adalah
  1. Sebuah tempat atau wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan hidup masyarakat.
  2. Suatu lembaga atau tempat yang mengelola bahan kepustakaan ( buku dan bahan lainnya) yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan program pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, usaha pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat telah terlihat dari banyak berdirinya TBM diberbagai daerah. TBM mampu menjangkau wilayah yang tidak mampu dijangkau oleh teknologi, sehingga para warga pun menyambut dengan baik kabar ini. TBM hadir ditengah – tengah masyarakat dengan tidak mengenal batasan siapa saja yang akan bergabung. Semua masyarakat bisa merasakan dan memanfaatkan TBM tidak terkecuali anak-anak, remaja, orang tua, kaum terpelajar, pegawai bahkan anak gelandangan dan pengamen juga bisa menjadi anggota TBM ini. Koleksi yang dimiliki TBM juga beragam sesuai dengan kebutuhan warganya, ada koleksi pendidikan, koleksi buku kerajinan untuk meningkatkan kreasi masyarakat, koleksi dongeng dan cerita untuk anak, dan sebagainya. Selain itu TBM juga menyediakan fasilitas yang memadai untuk masyarakat sekitarnya. Dengan tidak membatasi siapa saja yang bergabung ke TBM ini, maka ilmu dan pengetahuan bisa dimiliki siapa saja tanpa harus membayar. Selain itu masyarakat juga dituntut untuk bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan TBM, sehingga jalannya TBM bergantung pada masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini selain pemerintah yang berperan penting dalam berdirinya TBM, masyarakat juga memiliki peran penting dalam hidup dan matinya TBM. Sebuah TBM bisa dikatakan hidup bila masyarakatnya berhasil dalam menumbuhkan minat baca warganya, dan TBM bisa dikatakan mati jika masyarakatnya gagal dalam menumbuhkan minat baca warganya. Sehingga masyarakat dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mengembangkan TBM agar menarik simpati warganya untuk datang dan mau membaca koleksi yang ada di TBM.
            Langkah yang harus dilakukan untuk menghidupkan TBM adalah dengan cara sosialisasi terhadap masyarakat sekitar tentang pentingnya TBM itu sendiri, sehingga warga tahu tentang visi, misi dan tujuan dari TBM. Selain itu  juga mengadakan acara rutin tiap minggunya, seperti mengadakan story telling, mengadakan lomba mewarnai dan menggambar, lomba puisi untuk anak hingga remaja. Sedangkan untuk orang dewasa bisa diadakan pelatihan membaca bagi yang belum bisa membaca dan penyuluhan cara berkreasi masakan dan kreasi berjilbab untuk ibu-ibu rumah tangga. Acara ini dikemas semenarik mungkin agar masyarakat berminat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan di TBM. Kegiatan ini akan menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat sehingga mereka akan sering berkunjung ke TBM dan secara tidak langsung mereka akan membaca koleksi yang disediakan.
            TBM memiliki peranan penting dalam menyiarkan pentingnya pendidikan alternatif serta menumbuhkan tradisi membaca sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Masyarakat juga memiliki  peranan penting terhadap berlangsungnya TBM, karena TBM hadir untuk masyarakat sehingga masyarakatlah yang menjadi tokoh utama dalam penyebaran informasi dan peningkatan budaya membaca. TBM sangat bergantung pada masyarakat, bila minnat baca masyarakat suatu daerah itu tinggi, maka masyarakat akan antusias terhadap TBM dan mereka pula yang akan menghidupkan TBM. Tapi apabila minat baa masyarakatnya rendah, maka mayarakatnya tidak  akan peduli dengan adanya TBM, dan TBM akan berjalan sebentar kemudian mati. Bahkan tidak jarang banyak TBM yang ditinggalkan oleh masyarakat karena kurangnya kepedulian mereka akan informasi dan pengeahuan.
            Oleh karena itu kita harus sadar dan mau membantu pemerintah untuk upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tidak buta aksara dan usaha untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Karena dengan meningkatkan budaya baca masyarakat pada akhirnya diharapkan terciptanya masyarakat yang gemar membaca dan masyarakat yang cinta pada buku. Selain itu TBM juga merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan sarana pembelajaran masyarakat secara gratis.











No comments:

Post a Comment