Hidup
Dan Matinya TBM
Oleh:
Fenty Yunitha
TBM
atau Taman Baca Masyarakat adalah terobosan baru yang dilakukan pemerintah
dalam usaha mengentaskan masyarakat dari tuna aksara. Bayak di wilayah
Indonesia yang sebagain masyarakatnya belum mengenal pendidikan bahkan mereka
belum bisa membaca. Biasanya mereka ini dari kalangan tidak mampu yang
pekerjaanya tidak menentu dan untuk makan saja mereka kesusahan. Usaha
pemerintah ini banyak mendapatkan respon positif dari dunia pedidikan dan
perpustakaan. TBM ini sasarannya jelas karena langsung berdiri dan berkembang
di lingkungan masyarakat, sehingga TBM bisa mengetahui latar belakang sosial
dari masyarakat sekitar, sehingga memudahkan TBM untuk memenuhi kebutuhan akan
informasi dari seluruh masyarakat disekitarnya. Meskipun, di zaman secanggih
ini, masyarakat lebih suka dengan sesuatu yang instan dengan menggunakan
internet mereka bisa megetahui informasi dengan cepat. Disini TBM mejadi salah
satu alternatif bagi masyarakat yang kurang mampu dan tidak paham dengan
teknologiuntuk mendapatkan informasi dengan mudah dan gratis. Pemerintah
menyerahkan kepengurusan TBM sepenuhnya kepada masyarakat untuk meleyani
masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa TBM adalah dari masyarakat dan untuk
masyrakat pula. Walaupun, tidak jarang masyarakatnya sering sibuk sendiri dan
tidak lagi memperhatikan TBM, bahkan ada beberapa TBM yang sudah tidak berjalan
sesuai dengan tujuan dan fungsi semula alias mati.
Menurut
Departemen Pendidikan Nasional Pedoman Pengelolaan Taman Baca
Masyarakat (TBM) tahun 2003, TBM adalah
- Sebuah tempat atau wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan hidup masyarakat.
- Suatu lembaga atau tempat yang mengelola bahan kepustakaan ( buku dan bahan lainnya) yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan program pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat.
Seperti yang
kita ketahui, usaha pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat telah terlihat
dari banyak berdirinya TBM diberbagai daerah. TBM mampu menjangkau wilayah yang
tidak mampu dijangkau oleh teknologi, sehingga para warga pun menyambut dengan
baik kabar ini. TBM hadir ditengah – tengah masyarakat dengan tidak mengenal
batasan siapa saja yang akan bergabung. Semua masyarakat bisa merasakan dan
memanfaatkan TBM tidak terkecuali anak-anak, remaja, orang tua, kaum
terpelajar, pegawai bahkan anak gelandangan dan pengamen juga bisa menjadi
anggota TBM ini. Koleksi yang dimiliki TBM juga beragam sesuai dengan kebutuhan
warganya, ada koleksi pendidikan, koleksi buku kerajinan untuk meningkatkan
kreasi masyarakat, koleksi dongeng dan cerita untuk anak, dan sebagainya. Selain
itu TBM juga menyediakan fasilitas yang memadai untuk masyarakat sekitarnya. Dengan
tidak membatasi siapa saja yang bergabung ke TBM ini, maka ilmu dan pengetahuan
bisa dimiliki siapa saja tanpa harus membayar. Selain itu masyarakat juga
dituntut untuk bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan TBM, sehingga jalannya TBM
bergantung pada masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini selain pemerintah yang
berperan penting dalam berdirinya TBM, masyarakat juga memiliki peran penting
dalam hidup dan matinya TBM. Sebuah TBM bisa dikatakan hidup bila masyarakatnya
berhasil dalam menumbuhkan minat baca warganya, dan TBM bisa dikatakan mati
jika masyarakatnya gagal dalam menumbuhkan minat baca warganya. Sehingga
masyarakat dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mengembangkan TBM agar
menarik simpati warganya untuk datang dan mau membaca koleksi yang ada di TBM.
Langkah
yang harus dilakukan untuk menghidupkan TBM adalah dengan cara sosialisasi terhadap
masyarakat sekitar tentang pentingnya TBM itu sendiri, sehingga warga tahu
tentang visi, misi dan tujuan dari TBM. Selain itu juga mengadakan acara rutin tiap minggunya,
seperti mengadakan story telling, mengadakan lomba mewarnai dan menggambar, lomba
puisi untuk anak hingga remaja. Sedangkan untuk orang dewasa bisa diadakan
pelatihan membaca bagi yang belum bisa membaca dan penyuluhan cara berkreasi
masakan dan kreasi berjilbab untuk ibu-ibu rumah tangga. Acara ini dikemas
semenarik mungkin agar masyarakat berminat untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan di TBM. Kegiatan ini akan menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat
sehingga mereka akan sering berkunjung ke TBM dan secara tidak langsung mereka
akan membaca koleksi yang disediakan.
TBM memiliki peranan penting dalam
menyiarkan pentingnya pendidikan alternatif serta menumbuhkan tradisi membaca
sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat.
Masyarakat juga memiliki peranan penting
terhadap berlangsungnya TBM, karena TBM hadir untuk masyarakat sehingga
masyarakatlah yang menjadi tokoh utama dalam penyebaran informasi dan
peningkatan budaya membaca. TBM sangat bergantung pada masyarakat, bila minnat
baca masyarakat suatu daerah itu tinggi, maka masyarakat akan antusias terhadap
TBM dan mereka pula yang akan menghidupkan TBM. Tapi apabila minat baa
masyarakatnya rendah, maka mayarakatnya tidak
akan peduli dengan adanya TBM, dan TBM akan berjalan sebentar kemudian
mati. Bahkan tidak jarang banyak TBM yang ditinggalkan oleh masyarakat karena
kurangnya kepedulian mereka akan informasi dan pengeahuan.
Oleh karena itu kita harus sadar dan
mau membantu pemerintah untuk upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang tidak buta aksara dan usaha untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca
masyarakat. Karena dengan meningkatkan budaya baca masyarakat pada akhirnya
diharapkan terciptanya masyarakat yang gemar membaca dan masyarakat yang cinta
pada buku. Selain itu TBM juga merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan
sarana pembelajaran masyarakat secara gratis.
No comments:
Post a Comment